7. Kerajaan Kediri di Jawa Timur
![]()
a. Sumber Sejarah
![]()
Munculnya Kerajaan Kediri erat kaitannya dengan kelanjutan Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Panjalu di bawah Samarawijaya dan Jenggala di bawah Panji Garasakan terjadi konflik. Akhirnya, pada tahun 1052 M terjadilah pertempuran antara kedua kerajaan. Kerajaan Jenggala memenangi pertempuran. Selanjutnya, Panjalu dan Jenggala di bawah pemerintahan Panji Garasakan (Raja Jenggala). Pada perkembangan berikutnya, kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri dengan ibu kota di Daha.
Berikut Raja-raja terkenal Kediri
1)Jayabaya (1135 M – 1159 M)
![]()
Jayabaya terkenal dengan berbagai ramalannya yang hingga kini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat.
Selain ramalannya, kebesaran Jayabaya juga diwarnai dengan terbitnya kitab gubahan. Kitab tersebut adalah Bharatayuda.
2) Sarweswara (1159–1169)
Pengganti Jayabaya adalah Raja Sarweswara.
Tidak banyak yang diketahui mengenai raja ini sebab terbatasnya peninggalan yang ditemukan.
Ia memakai lencana kerajaan berupa Ganesha.
3) Kameswara (1182–1185)
Selama beberapa waktu, tidak ada berita yang jelas mengenai raja Kediri hingga munculnya Kameswara.
Pada masa pemerintahannya ini ditulis kitab Kakawin Smaradahana oleh Mpu Darmaja yang berisi pemujaan terhadap raja, serta
kitab Lubdaka dan Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu Tan Alung. Kitab Lubdaka bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya
masuk surga dan Wretasancaya berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno.
4) Kertajaya (1185–1222)
Pada masa pemerintahan Kertajaya, terjadi pertentangan antara para brahmana dan Raja Kertajaya. Hal ini terjadi karena para brahmana menolak menyembah raja yang menganggap dirinya sebagai dewa. Para brahmana lalu meminta perlindungan pada Ken Arok.
Kesempatan ini digunakan Ken Arok untuk memberontak terhadap Kertajaya. Pada tahun 1222 M terjadi pertempuran hebat di Ganter dan Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya.
b. Kemajuan Kerajaan Kediri
Jayabaya adalah raja yang cukup berhasil membawa Kerajaan Kediri dalam kemajuan.
Kerajaan semakin teratur dan rakyat hidup makmur. Kediri juga memiliki armada laut, bahkan telah ada Senopati Sarwajala (panglima angkatan laut).
Pajak telah diberlakukan dengan sistem pajak in natura, berupa penyerahan sebagian hasil bumi kepada pemerintah.
Salah satu simbol kemajuan suatu negara adalah kemajuan perkembangan kesenian dan kesusastraan.
Seni sebagai nilai estetika akan menjadikan simbol telah terpenuhinya kebutuhan primer suatu kelompok atau masyarakat.
Selain Wayang Panji, di Kediri juga berkembang beberapa hasil kesusastraan berikut ini:
1) Kitab Baratayuda
Masih ingatkah kalian dengan Perang Panjalu dan Jenggala?
Perang tersebut adalah perang saudara karena kedua rajanya berasal dari satu keturunan.
Pada masa pemerintahan Jayabaya, lahirlah sebuah kitab yang dikenal, yaitu Kitab Baratayuda yang digubah Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh.
Kitab ini menggambarkan Perang Pandawa dan Kurawa yang tercermin dalam Perang Panjalu dan Jenggala.
2) Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.
3) Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana ditulis oleh Empu Darmaja.
Isinya menceritakan sepasang suami istri, Smara dan Rati yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa.
Smara dan Rati terkena kutuk dan mati terbakar oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa.
Akan tetapi, kedua suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.
4) Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung. Isinya tentang seorang pemburu bernama Lubdaka.
Ia sudah banyak membunuh.
Pada suatu ketika, ia mengadakan pemujaan yang istimewa terhadap Syiwa sehingga roh yang semestinya masuk neraka akhirnya masuk surga.
c. Keruntuhan Kerajaan Kediri
Kertajaya atau Dandang Gendis merupakan raja Kediri yang terakhir.
Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi perselisihan dengan kaum brahmana.
Kertajaya dianggap sombong dan berani melanggar adat. Situasi ini dimanfaatkan oleh Ken Arok untukmerebut kekuasaan Kediri yang sudah lama didambakan.
Pada awalnya, Ken Arok hanyalah rakyat biasa, namun ia berhasil menjadi Bupati Tumapel.
Keberhasilan Ken Arok menjadi Bupati Tumapel tidak lepas dari kesuksesannya mengalahkan Bupati Tumapel.
Pada 1222 M, Ken Arok menyerang Kediri dan berhasil merebut istana kerajaan.
